Wednesday, January 28, 2009

Bersediakah diri ini...


Seketika di pagi ini... Mencuri sdkit ksempatan dlm kesibukan tugasan... Sesekali terfikir, bersediakah diri ini tuk bgelar 'guru' yg bukan saje bertugas mengajar, tapi juga mendidik??? Persoalan yg dilontarkan tuk dri sndri... Tepuk dada, tnya...dan jawab =) Terkenang sewaktu berdaftar di IPPM... Puan Pengarah ajukan soalan dalam ucapannya, "bersediakah anak-anak sekalian untuk bergelar seorang guru?". Air mata laju je mngalir... Simbolik menunjukkan ketidak relaan hati ini. "Aku tidak bersedia mempersediakan diri untuk menjadi guru", kata2 yang hnya berhenti di perut... Tak terluah dengan kata-kata... Rela dalam tangis. Ma abah, dan adik2 sungguh tegar meninggalkanku sendiri di kampus tua itu... 2 minggu berlalu... Suka duka dilalui, namun air mata tetap jadi teman setiaku...huhu... Sebulan bgai seabad... air mata masih tetap setia menemani walau sedang berusaha tuk berpisah denganku.. Kini, hampir 2 thn kubergelar guru pelatih... Di sini.. Di kampus ini, yang suatu masa dulu pnah kuanggap seperti sebuah penjara yang memisahkanku dgn kluarga tercinta, yg memisahknku dri dunia luar... Kini kubersyukur berada di sini... Pasti dan yakin, setiap ketetapan pasti tersirat hikmah... Sungguh indah aturan Ilahi. Kini ku sedar, tugas yang bakal digalas adalah satu tugas yg mulia... Tugas yang sangat mulia... Terima Kasih Ya Allah... Titipkanlah kekuatan dalam diriku, agar ku bisa menjadi insan berbakti... Yang menyampaikan ilmu yang telah Kau pinjamkan... Pimpin diriku, keluargaku, sahabatku, kerabatku dan seluruh muslimin di atas jalan yang Engkau redhai... Amiiin........

Tuesday, January 27, 2009

Sajak Buat Guru


BERBURU ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Ibarat bunga kembang tak jadi

Dialah pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya
Pelita dan lampu segala
Untuk manusia sebelum jadi dewasa.

Dialah ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetiaan mengalirkan nasihat
Pemimpin yang ditauliahkan segala umat
Seribu tahun katanya menjadi hikmat.

Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa
Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta
Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa sahaja menjadi dewasa;
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa
Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.

Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di Ibu Kota
Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu
Dia adalah guru mewakili seribu buku;
Semakin terpencil duduknya di ceruk desa
Semakin bererti tugasnya kepada negara.
Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku
Budi yang diapungkan di dulangi ilmu
Panggilan keramat "cikgu" kekal terpahat
Menjadi kenangan ke akhir hayat.

USMAN AWANG
1979

Di mana amalku sewaktu hidupku...


Daripada 'Umar r.a, beliau berkata: 
Rasulullah SAW telah memegang bahuku seraya bersabda:
Hiduplah engkau di dunia seolah-olah engkau seorang perantau
atau musafir lalu'
Ibnu 'Umar r.a pernah berkata,
Apabila engkau berada di waktu petang,
maka janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu pagi,
dan apabila engkau berada di waktu pagi,
janganlah engkau menunggu (ketibaan) waktu petang.
Ambillah peluang dari kesihatanmu untuk masa sakitmu
dan masa hidupmu untuk masa matimu.
-Riwayat Bukhari- 

Belajar Menulis atas Pasir... Jom praktikkannya


DUA orang sahabat karib sedang berjalan melintasi sebuah gurun pasir. A dan B. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba sahaja tercetus pertengkaran di antara mereka berdua. A telah menghadiahkan B satu tamparan yang hinggap di pipinya. B berasa sangat sakit hati tetapi tidak bertindak balas. TAnpa berkata apa-apa, B menulis di atas pasir : Hari ini, sahbat baik ku telah menampar mukaku. Kemudian mereka menruskan perjalann sehinggalah mereka menemui sebuah kawasan subur di padang pasir. Mereka mengambil kata sepakat untk mandi di oasis tersebut sebelum meneruskan perjlanan yang masih jauh.

DAlam asyik membersihkan diri masing-masing, B nyaris tenggelam dan lemas tetapi berjaya diselamatkan oleh sahabatnya, A. Ketika B mulai sedar dari lemas dan hilang rasa takut, dia menulis di atas sebuah batu : Hari ini,sahabat baikku telah menyelamatkan nyawaku.

A bertanya: “kenapa setelah aku melukai hatimu,kau menulis di atas pasir. Dan sekarang,kenapa pula kau menulis di atas batu? Sambil tersenyum, B berkata : : “ketika seorang sahabat melukai kita,,kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datng menghembus dan menghapuskn tulisan itu. Dan apabila sesuatu yang luar biasa terjadi,kita harus memahatnya di atas batu hati kita,agar tidak hilang ditiup sang bayu.”

** Moral cerita, dalam khidupan seharian kita, sering terjadinya perbezaan pendA
Seperti jua kata para hukamak “lupakanlah kesilapan yang dilakukan oleh orang lain kpd kita,tetapi ingatlah kebaikan org pd kita,,lupakanlah kebaikan yang kita lakukan kpd orang lain,tetapi ingatlah kesilapan dn keburukan yg kita lakukan kpd orang lain”….kerna hidup ini terlalu singkat utk kita tidak melakukan kebaikan dan memaafkan kesilapan insan lain..kerana segala makhluk akan kembali kepadaNya.

Monday, January 26, 2009

Ukhuwwah Fillah menuju jannah...

"Sesungguhnya seorang muslim itu apabila berjalan di jalan dakwah,
ia tidak berjalan dengan hatinya sahaja,
bahkan dibawa bersama hati saudaranya.
Justeru, setiap pahala yang didapati sepanjang perjalanannya
pasti akan terbias buat saudara seperjuangannya"
-Mustaffa Masyur-

Kau Hadir...

Album : Insan Istimewa

Munsyid : De Hearty
http://liriknasyid.com

 

Dikau hadir di kala aku
Memerlukan seorang teman
Dikau bawa secebis bahagia
Bila aku hampir berputus asa

Kuterima segala apa yang diperduga dan
Kini ku bersedia hadapi hari muka

Kau bawa sinar cahaya
Dihari ku yang gelita
Dan dikau hadir tepati waktunya
Membawa tawa ceria

Bila mana kau terima
Hidup ada suka dan duka
Mendung takkan selamanya
Sinar mentari kan menjelang tiba